Beberapa Minggu yang lalu, isu beras plastik membuat
heboh media, pasar dan dapur masyarakat Indonesia. Jajaran kepolisian, tentara,
ahli giji, ahli pangan dan bahkan Presiden sendiri mengundang rapat kabinetnya
khusus membahas beras plastik. Setelah kerja keras berbagai pihak mulai dari
polisi, laboratorium, sukarelawan selama dua minggu untuk meneliti beras
plastik itu, akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa isu beras palsu itu ternyata
palsu. Apa yang menjadi fakta dan data kesimpulan isu beras palsu ternyata
palsu?
1.
Fakta kebenaran film pendek Youtube
Isu: Dalam video yang diunggah di Youtube, tampak seorang
pekerja pria tengah memilih limbah-limbah plastik yang akan dijadikan sebagai
bahan baku campuran beras. Selanjutnya limbah plastik itu dileburkan dalam
sebuah mesin hingga berbentuk cairan. Setelah diubah bentuk, maka plastik ini
kemudian dicetak menjadi seperti benang. Tak berapa lama kemudian, plastik
berbentuk benang itu diarahkan ke mesin pemotongan lain agar bisa dibentuk
menjadi beras.
Bantahan: Video pembuatan beras plastik yang diklaim asal China
ini, tidak memiliki informasi bahwa yang diproduksi adalah beras. Video ini
hanya menunjukkan proses membuatan biji plastik yang disebutextrusion, mesinnya namanya extruder. Plastik dicairkan, lalu masuk ke
semacam pipa yang dipanaskan dan memiliki pengaduk ulir seperti mata bor. Dari
situ, plastik akan keluar seperti odol dan masuk ke saringan seperti membuat
cendol, yang membentuk panjang seperti mie. Lalu dicelupkan ke air, karena
benang plastik ini masih panas dan lembek. Sesudah mengeras, benang plastik ini
dipotong kecil-kecil dichopper membentuk pelet atau biji supaya bisa
dimasukkan ke karung dan bisa dikirim dengan mudah. Tidak ada yang menunjukkan
orang ini sedang bikin beras plastik. Embel-embel asal China juga hanya asal.
Orangnya bicara Mandarin, tapi bisa saja ini di Taiwan, Kanada, atau Tangerang.
Setelah diamati lebih teliti dan cermat, ternyata di video itu hanya
memperlihatkan cara membuat biji plastik dan bukan beras plastik.
2.
Fakta kebenaran film Youtube dibuat di China
Isu: Beras plastik dibuat di Cina. Hal ini masuk akal karena
China adalah negara yang terkenal pemalsu aneka barang palsu.
Bantahan: China adalah negara produsen dan pengekspor beras
terbesar di dunia. Secara logika, tidak masuk akal kalau Cina mencoba memalsukan
beras itu sendiri. Ide itu sama dengan bunuh diri. Memang Cina selama ini
dikenal sebagai negara pemalsu barang-barang elektronik, otomotif, pakaian dan
segala macam barang perhiasan. Namun tidak dengan beras. Membuat beras plastik
sama sekali tidak menguntungkan.
3.
Fakta kebenaran mengoplos beras plastik menguntungkan
Isu: Membuat beras plastik menguntungkan apalagi kalau
dicampur atau dioplos dengan beras asli.
Bantahan: Mencampur atau mengoplos plastik ke dalam beras sama
sekali tidak memberikan keuntungan. Alasannya harga bijih plastik lebih mahal
tiga kali lipat dari harga beras itu sendiri yakni Rp. 21.000/kg. Bandingkan
dengan harga beras yang berkisar sekitar Rp. 8.000 –Rp.15.000/kg. Jadi jelas
beras plastik tidak menguntungkan sama sekali baik untuk dijual terpisah
ataupun dioplos.
4.
Fakta kebenaran beras plastik ditemukan di berbagai tempat
Isu: Beberapa televisi member laporan tentang adanya beras
palsu. Ada reporter menunjukkan perbedaan antara beras plastik dan beras
benaran. Dua-duanya dibuat menjadi bubur, lalu ditunjukkan ke pemirsa. Beras
plastik lebih kental, membentuk gumpalan, sementara beras asli berbentuk
seperti bubur.
Bantahan: Plastik kalau direbus air tidak akan menjadi bubur.
Gumpalan atau warna lain beras bukan karena plastik tetapi karena zat gizi atau
zat kimia lainnya yang telah dicampur dengan beras. Fakta ilmiah mengatakan
bahwa sifat utama plastik turunan hidrokarbon – keluarga keresek – adalah
hidrofobik atau tidak suka air, karena bahan dasarnya adalah minyak bumi dan struktur
kimianya nonpolar. Akibatnya, kalau direbus sampai seharipun tidak akan menjadi
lembek. Beras bisa lembek menjadi bubur karena menyerap air. Kalau plastik
direbus kelamaan paling-paling basah atau berwarna kecoklatan. Tapi tidak bisa
menjadi bubur.
5.
Fakta kebenaran bahwa beras plastik ada dan sulit dibedakan dengan beras asli
Isu: Diberbagai tempat diberitakan bahwa banyak beras palsu
yang diduga beras plastik dan sulit dibedakan dengan beras asli karena bentuk
sangat mirip sekali.
Bantahan: Jika memang benar ada beras plastik maka membedakannya
gampang saja. Plastik tidak akan tenggelam di air karena berat jenisnya lebih
rendah dari air. Jadi ketika kita merendam beras dalam air sebelum memasak,
beras plastik ini akan tetap mengambang meskipun kita tekan kebawah.
6.
Fakta Kebenaran beras plastik dibuat dari ubi dan kentang
Isu: Ada lagi teori bahwa beras plastik dibuat dari kentang
atau umbi yang dilapisi plastik.
Bantahan: Kentang lebih mahal dari beras. Tidak mungkin mengoplos
sesuatu dengan memakai bahan yang lebih mahal. Memotong kentang jadi biji
kecil-kecil juga sangat sulit. Hal yang lebih logis adalah ttik leleh plastik
yang paling umum: PE (polietilen) adalah 115 oC, PP (polipropilen) adalah 130
oC, dan PET (polietilen tereftalat) adalah 260 oC (atau sekitar 100 oC untuk
PET yang digunakan untuk botol plastik). Sementara untuk melakukan pelapisan
(coating), plastiknya harus dicairkan dulu baru bisa melapisi umbi atau
kentang. Semua titik leleh plastik diatas 100 oC, berarti umbi atau kentangnya
akan keburu gosong sebelum bisa dilapisi plastik! Jadi, tak terbayang bagaimana
caranya melapisi umbi dengan plastik. Dan, kalaupun bisa pasti mahal sekali
prosesnya dan tidak bisa dipakai untuk mengoplos.
Beras palsu
yang di pinggir kota Jakarta sudah ditemukan dengan harga murah Rp8.500
per kg ini tentu saja menguntungkan produsennya. Dia tidak perlu menunggu
berbulan-bulan untuk memanen. Setelah
melalui tahap ujia coba, diketahui bahan dasarnya adalah kentang, ubi dan
resin, bahan dasar plastik.
Weekly Hongkong menyebutkan, jika manusia
memakan tiga mangkuk nasi buatan itu, sama dengan menelan satu kantung plastik.
Jika dimasak, beras itu tidak akan selembut beras asli. bahkan jika dibuat
bubur tidak akan mengental. Ya, namanya juga palsu.
Tiongkok memang dikenal dengan beberapa
skandal penyimpangan pembuatan makanan. Pada tahun 2008 terkuak kasus susu
formula yang dicampur melamin. Hal ini menyebabkan 30.00 anak bermasalah dengan
ginjal mereka. Tapi kasus ini ditutupi karena negara ini akan menghadapi olimpiade.
Pada tahun 2010 pernah juga dibuat beras
campuran yang semula beras kualitas rendah menjadi beras premium dan diberi
label beras Wuchang.
Entah bagaimana cara beras tiruan itu
kemudian bisa masuk ke Indonesia. Padahal impor beras sudah ditutup. Dan hal
ini masih jadi wacana bahwa Jokowi akan membuka kembali impor beras. Bisa kebayang jika impor beras benar-benar dibuka, beras palsu
ini akan masuk bebas. Dan yang jadi korban adalah rakyat yang hanya mampu
membeli beras dengan harga terendah. Belum lagi petani lokal.
Kasus beras plastik menunjukkan betapa masih
rendahnya tanggung jawab pelaku usaha, lumpuhnya proteksi hukum dan minimnya
regulasi keberpihakan kepada konsumen. Sekali lagi konsumen dipecundangi, dan
terus menempatkan konsumen sebagai korban
DPP PKB memberikan pernyataan sikapnya di
Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Minggu (24/5/2015). Selain melihat dampak besar
pada kesehatan konsumen, PKB mendapat aduan dari Ketua Asosisasi Penggilingan
Padi dan Pedagang Beras Indonesia (Perpadi) Nellys Soekidi. Kami dapat laporan
dari Ketua Asosiasi Pedagang Beras, Pak Nellys, akibat kasus beras plastik ini
dalam seminggu telah membuat usaha pengusaha beras di pasar tradisional turun
30 persen, tentu ini juga berdampak langsung kepada pendapatan petani,” ungkap
Wasekjen PKB Daniel Johan.
PKB melihat bahwa kasus beras plastik ini
cukup besar karena mayoritas masyarakat di Indonesia mengkonsumsi nasi. Jika
beras plastik beredar bebas di pasaran maka menurut Daniel hal tersebut sangat
berbahaya terhadap kesehatan konsumen. Untuk itu, DPP PKB pun meminta kepada 4
Ketua Kelompok Komisi (Kapoksi) Fraksi PKB untuk mendorong DPR segera membentuk
Pansus Beras Plastik. Dalam penyampaian sikap tersebut, selain Daniel yang
merupakan Kapoksi IV Fraksi PKB, hadir pula Ketua Fraksi PKB Helmy Faishal,
Kapoksi VI Fraksi PKB Neng Eem Marhamah, dan Kapoksi III Fraksi PKB Rohani.
“Kasus ini tidak berdiri sendiri, saling berkaitan, saling berhubungan satu
sama lain. Jadi perlu penanganan yang komprehensif. Pansus adalah cara yang
sangat tepat dan bisa memberikan rekomdasi yang harus dijalankan pemerintah,”
kata Daniel.
Pansus ini disebut Daniel juga karena banyak
pihak yang terlibat dalam penanganan kasus beras plastik. Seperti Kementerian
Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kepolisian, dan Kementerian Kesehatan.
Kasus beras plastik ini banyak kejanggalan, karena sampai saat ini meski Mentan
dan Mendag sudah melakukan sidak, belum ada satupun pihak yang menemukan dan
melihat langsung beras plastik seperti apa wujudnya,” tutur Daniel.
Secara ekonomi juga sangat tidak mungkin
karena biaya dari plastik lebih mahal dari beras murni. Sehingga selain faktor
ekonomi, kasus beras ini juga bisa sebagai wujud sabotase, entah terhadap
pemerintah atau apa,” sambungnya. Dari sisi regulasi, kata Daniel, kasus beras
plastik setidaknya melanggar 2 Undang-undang. Yakni UU No 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen dan UU No 18 tahun 2012 tentang Pangan dengan sanksi yang
cukup berat apabila ada penjual bahan makanan yang membahayakan kesehatan
konsumen.
Meski begitu, Daniel mengimbau agar
masyarakat tetap tenang dan tidak resah. Selain itu PKB juga berharap agar
pemerintah segera mengungkap kasus beras plastik ini. Kami imbau agar
masyarakat tetap tenang dan jangan resah. Kepada pemerintah agar sesegara
mungkin mengungkap dan menjelaskan hal ini sejelas-jelasnya kepada masyarakat
sehingga tidak terjadi kerawanan sosial, terutama sebentar lagi kita akan
memasuki bulan puasa,” tutup Daniel.
Kesimpulan: Isu heboh beras palsu yang dibuat dari plastik adalah isu
palsu dan tidak berdasar sama sekali. Tentu saja pertanyaan selanjutnya adalah
siapa yang membuat isu beras plastik ini? Untuk menjawabnya kita juga boleh
melempar isu yang tidak bisa kita buktikan misalnya isu beras plastik itu dibuat
oleh mafia beras, Koalisi Indonesia Hebat, pengacau negara, pembenci pemerintah
Jokowi, orang IT yang tidak ada kerjaan atau siapa saja. Yang jelas bahwa isu
beras plastik itu bohong. Dengan demikian isu ini diharapkan akan hilang dengan
sendirinya seiring dengan waktu.
SUMBER : berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar